Spinning Kunai - Naruto

Kamis, 19 April 2012

PENENTUAN HASIL KALI KELARUTAN PbI2


PENENTUAN HASIL KALI KELARUTAN PbI2

I.      Tujuan Percobaan
Mempelajari cara penentuan hasil kali kelarutan garam.

II.    Perincian Kerja
Menentukan konsentrasi ion – ion garam dengan cara mengukur absorbansi larutan garam yang digunakan.
III.  Alat dan Bahan
      a) Alat yang digunakan
~  Gelas Beker                         100 ml (3 buah)
~  Tabung Reaksi                     (5 buah)
~  Pipet Ukur                           1,0 ; 2,0 ; 3,0 ; 4,0 ; 5,0 ; dan 10 ml
~  Labu Isap                             (1 buah)
~  Labu Takar                          50 ml (5 buah)
~  Tabung Sentrifugal Kecil     (5 buah)
~  Rak Tabung reaksi
b) Bahan yang digunakan
~  Larutan 1 M Pb(NO3)2          50 ml
~  Larutan 1 M KI                    50 ml
~  Larutan 1 M KNO3               50 ml




IV.  Dasar Teori
Apabila suatu zat kita larutkan ke dalam suatu pelarut, ternyata ada yang mudah larut (kelarutannya besar), ada yang sukar larut(kelarutannya kecil), dan ada yang tidak larut (kelarutannya dianggap nol). Sebenarnya, tidak ada zat yang tidak larut dalam pelarut. Misalnya, dalam pelarut air semua zat (termasuk logam) dapat larut, hanya saja kelarutannya sangat kecil. Jika suatu zat terlarut dalam pelarut sangat sedikit, misalnya kurang dan 0,1 gram zat terlarut dalam 1.000 gram pelarut, maka zat tersebut kita katakan tidak larut (insoluble). Di sini, kita akan membicarakan zat padat yang sedikit kelarutannya dalam air.
Jika suatu zat padat, contohnya padatan PbI 2, kita larutkan ke dalam air maka molekul-molekul padatan PbI 2 akan terurai, selanjutnya melarut dalam air. Untuk melarutkan PbI 2 ke dalam air akan ada dua proses yang berlawanan arah (proses bolak-balik), yaitu proses pelarutan padatan PbI 2 dan proses pembentukan ulang padatan PbI 2 . Mula-mula, laju pelarutan padatan PbI 2 sangat cepat dibandingkan dengan laju pembentukan ulang padatan tersebut. Makin lama, konsentrasi PbI 2yang terlarut meningkat dengan teratur dan laju pembentukan ulang padatan juga meningkat. Pada saat laju pelarutan padatan PbI 2 sama dengan pembentukan ulang padatan, proses yang saling berlawanan arah tersebut kita katakan berada dalam kondisi kesetimbangan .
Pada kondisi kesetimbangan ini, larutan PbI 2 pada kondisi tepat jenuh. Jumlah PbI 2 yang dapat larut sampai dengan tercapainya kondisi tepat jenuh dinamakan kelarutan PbI 2 . Secara umum, pengertian kelarutan suatu zat dalam air adalah batas maksimum dari jumlah suatu zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu air.
PbI 2 melarut dalam air dalam bentuk ion Pb 2+ dan 2 ion I -, sehingga proses kesetimbangan PbI 2 dalam air merupakan kesetimbangan ionisasi PbI 2 dalam air, yaitu sebagai berikut.
PbI 2 (s) --> Pb 2+ (aq) + 2 I - (aq)
Dalam larutan PbI 2 jenuh terdapat reaksi ionisasi PbI 2 dalam keadaan setimbang. Tetapan kesetimbangan ini kita namakan tetapan hasil kali kelarutan (solubility product constant) dan disimbolkan dengansp .
Persamaan tetapan kesetimbangan PbI 2 :

Persamaan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah sebagai berikut.

Dari persamaan sp di atas dapat kita nyatakan pula bahwa nilai dari Ksp merupakan perkalian dari ion-ion yang melarut dipangkatkan dengan koefisien masing-masing.
Besarnya nilai hasil kali kelarutan mencerminkan mudah atau tidaknya larutan elektrolit larut dalam air.




Spektrofotometer

Pengertian
     Spektrofotometer adalah suatu alat atau instrumen untuk mengukur trasmisi atau absorben suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang. Pengukuran terhadap sederetan sempel pada suatu panjang gelombong tunggalpun dapat dilakukan.

Jenis
Ada tiga jenis spektrofotometer yang telah dikenal,yaitu :
a. Single beam ( berkas sinar tunggal ) spektrifotometer
    Spektrofotometer jenis ini banyak digunakan karena cukup murah tapi memberikan hasil yang memuaskan. Spektrofotometer jenis ini hanya satu berkas sinar sehingga dalam praktek pengukuran sampel dan larutan blangko atau standar harus dilakukan bergantian dengan sel yang sama 13

b. Double beam (berkas ganda) spektrofotometer
    Spektrofotometer jenis ini biasa ditemui pada spektrofotometer yang telah memakai automatis absorbansi (A) sebagai fungsi panjanggelombang ( λ). Spektrofotometer jenis ini mempunyai dua buah berkassinar sehingga dalam pengukuran absorbansi tidak perlu bergantian antara sempel dan larutan blangko, tetapi dilakukan secara paralel.

c. Gilford spektrofotometer
    Spektrofotometer jenis ini banyak dipakai di laboratorium biokimia dan mempunyai beberapa kuntungan dibanding spektrofotometer biasa, karena mampu membaca absorbansi (A) sampai satuan 3 (spektrofotometer biasa 0,1,-1,0). Ini disebabkan karen spektrofotometri ini menggunakan photomultiplier feed back sirkut.


 Metode
Ada tiga teknik yang biasa dipakai dalam analisis secara spektrofotometer, yaitu :
a. Metode Standar Tunggal
    Metode ini sangat praktis karena menggunakan satu larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya, selanjutnya absorbansi larutan standar dan absorbasi larutan sampel diukur dengan spektrofotometri.
Rumus perhitungan kadar sampel :
x C baku x P sampel = ... mg/L (ppm) Abs sampel Abs baku14

b. Metode Kurva Kalibrasi
    Dalam metode ini dibuat suatu seri larutan standar dengan berbagai konsentrasi selanjutnya absorbansi masing-masing larutan tersebut diukur dengan spektrofotometri.


c. Metode Adisi Standar
    Metode ini dipakai secara luas karena mampu meminimalkan kesalahan yang disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkaran (matriks) sampel dan standar. Dalam metode ini dua atau lebih sejumlah volume tertentu dari sampel dipindahkan kedalam labu takar.
    Satu larutan diencerkan sampai volume tertentu kemudian diukur absorbansinya tanpa ditambah dengan zat standar, sedangkan larutan yang lain sebelum diukur absorbansinya ditambahkan terlebih dahulu
dengan sejumlah tertentu larutan standar dan diencerkan seperti pada larutan yang pertama




VI. KESIMPULAN
Pada literatur dinyatakan bahwa Ksp dari PbI2 adalah 1,4x10-8 namun pada hasil percobaan yg dilakukan hasil yang di dapatkan berbeda. Hal ini terjadi karena pada saat praktikum terdapat kesalahan pada alat percobaan dan pada saat pelaksanaan percobaan. Namun dapat di buktikan bahwa pembentukan garam pada percobaan ini dapat terlihat dan di ukur dengan menggunakan sprektrofotometer.

VII. SARAN
~  Penggunaan alat perlu di perbaharui.
~  Penggunakan alat ukur pada larutan pada praktikum adalah Buret mililiter ukuran di bawah 50 ml.
~  Tambahan Literatur yang berhubungan dengan percobaan.

VIII.  DAFTAR PUSTAKA
§  Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 1
§  Jobsheet Kesetimbangan Kimia






0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites