Spinning Kunai - Naruto

Selasa, 19 Juni 2012

sediment menurut para ahli

  Menurut Rosenbusch (1877-1976) Klasifikasi batuan beku berdasarkan cara terjadinya dapat dibagi menjadi sebagai berikut :
a. Effusive rock, merupakan batuan beku yang terbentuk di permukaan.
b. Dike rock, merupakan batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
c. Deep seated rock, merupakan batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.
          


 Klasifikasi batuan beku berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), antara lain :
a. Batuan beku asam, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.
b. Batuan beku intermediate, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara 52% – 66%. Contohnya adalah dasit.

c. Batuan beku basa, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara 45% – 52%. Contohnya adalah andesit.
d. Batuan beku ultra basa, batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.
         
  Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J. Shand, 1943, antara lain :
a. Batuan beku Leucoctaris rock, jika mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
b. Batuan beku Mesococtik rock, jika mengandung 30% – 60% mineral mafik.
c. Batuan beku Melanocractik rock, jika mengandung lebih dari 60% mineral mafik.
           Sedangkan klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J. Ellis (1948) antara lain sebagai berikut :
a. Batuan beku Holofelsic, batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
b. Batuan beku Felsic, batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
c. Batuan beku Mafelsic, batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
d. Batuan Beku Mafik, batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites