Klasifikasi Lipatan (Billings;1986)
- Berdasarkan bentuk penampang tegak :
Lipatan simetri :lipatan dimana axial plane-nya vertikal
Lipatan asimetri :lipatan dimana axial plane-nya condong
Overturned fold :lipatan dimana axial plane-nya condong dan kedua sayapnya miring ke arah yang sama dan biasanya pada sudut yang berbeda
Recumbent fold :lipatan dimana axial plane-nya horizontal
Vertical isoclinal fold :lipatan dimana axial plane-nya vertical
Isoclined isoclinal fold :lipatan dimana axial plane-nya condong
Recumbent isoclinal fold :lipatan dimana axial plane-nya horizontal
Chevron fold :lipatan dimana hinge-nya tajam dan menyudut
Box fold :lipatan dimana crest-nya luas dan datar
Fan fold :lipatan dimana sayapnya membalik
Monocline :lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal terjal
Structure terrace :lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal dianggap horizontal
Homocline :lapisan yang miring dalam satu arah pada sudut yang relatif sama
- Berdasarkan intensitas lipatan :
Open fold :lipatan yang lapisannya tidak mengalami penebalan atau penipisan karena deformasi yang lemah
Closed fold :lipatan yang lapisannya mengalami penebalan atau penipisan karena deformasi yang kuat
Drag fold :lipatan-lipatan kecil yang terbentuk pada sayap-sayap lipatan yang besar akibat terjadinya pergeseran antara lapisan kompeten dengan lapisan tak kompeten
En enchelon fold :beberapa lipatan yang sifatnya lokal dan saling overlap satu dengan yang lain
Culmination dan depression :lipatan-lipatan yang menunjam pada arah yang berbeda, sehingga terjadi pembubungan dan penurunan
Anticlinorium :yaitu antiklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang lebih kecil
Synclinorium :yaitu sinklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang lebih kecil
- Berdasarkan sifat lipatan dan kedalaman :
Similar fold :lipatan yang tiap lapisannya lebih tipis pada sayapnya dan lebih tebal pada hinge-nya
Paralel/concentric fold :lipatan dengan anggapan bahwa ketebalan lapisan tidak berubah selama perlipatan
Pierching/diaphiric fold :lipatan dimana intinya yang aktif telah menerobos melalui batuan diatasnya yang lebih rapuh
Supratenuous fold :lipatan yang terbentuk karena adanya perbedaan kompaksi sedimen pada saat pengendapan terjadi di punggung bukit
Disharmonic fold :lipatan yang bentuknya tak seragam dari lapisan ke lapisan
- Berdasarkan kedudukan axial surface dan hinge line :
Horizontal normal :lipatan dimana kedudukan axial surface vertikal dan hinge line horizontal
Plunging normal :lipatan dimana kedudukan axial surface vertikal dan hinge line menunjam
Horizontal inclined :lipatan dimana kedudukan axial surface miring dan hinge line horizontal
Plunging inclined :lipatan dimana kedudukan axial surface miring dan hinge line menunjam, tetapi jurus axial plane miring terhadap sumbu lipatan
Reclined :lipatan dimana kedudukan axial surface miring dan hinge line menunjam, tetapi jurus axial plane tegak lurus terhadap sumbu lipatan
Vertical :lipatan dimana kedudukan axial surface dan hinge line vertical
Recumbent :lipatan dimana kedudukan axial surface dan hinge line horizontal